Musim 2017/18 merupakan musim ke-119 TSG 1899 Hoffenheim bertanding di Bundesliga. Ini adalah musim ke-10 mereka secara berturut-turut setelah promosi ke kasta tertinggi sepakbola Jerman pada tahun 2008 silam.
Sebagai tim yang malang melintang di kasta tertinggi sepakbola Jerman, Hoffenheim bukan tim dengan reputasi yang menonjol. Hampir setiap musim mereka harus berjuang untuk terhindar dari zona degradasi.
Namun pada musim 2017/18, Die Kraichgauer tampil mengejutkan. Di bawah besutan arsitek muda nan jenius, Julian Nagelsmann, mereka berhasil finish di peringkat tiga klasemen akhir Bundesliga. Padahal dua musim sebelumnya mereka nyaris terdegradasi.
Lantas apa yang membuat Hoffenheim bisa menjulang tinggi di musim itu? Berikut kami ajak Bolaneters sedikit bernapak tilas mengenai musim terbaik dalam sejarah Hoffenheim tersebut.1 dari 3 halaman
Di Atas Rata-Rata
Mengapa TSG 1899 Hoffenheim era 2017/18 bisa dibilang yang terbaik dalam sejarah klub? Di level nasional, mereka punya rasio gol kebobolan per pertandingan yang relatif kecil yaitu 0.5 dibanding 0.99.
Mereka total mengumpulkan 15 kemenangan dalam satu musim, di atas rata-rata 12.79 oleh seluruh tim yang bertanding. Rekor kekalahan mereka juga cukup kompetitif dengan 9 kekalahan berbanding 11.84. Di atas semua yang paling mengesankan adalah rekor kemenangan besar atas 1.FC Koln dengan skor 6-0 di Sinsheim.2 dari 3 halaman
Kompetitif
Mereka begitu kompetitif bersaing di Bundesliga pada musim tersebut meski aktif di kompetisi lain. Selain liga domestik, Hoffenheim juga sempat berpartisipasi dalam DFB-Pokal, Liga Champions dan Liga Europa UEFA.
Di DFB-Pokal, Die Kraichgauer mampu menembus hingga babak ke-2. Sedangkan di Liga Europa, tim yang bermarkas di Wirsol Rhein-Neckar-Arena tersebut tertahan langkahnya di fase grup.3 dari 3 halaman

Tim
Di bawah asuhan Nagelsmann, beberapa pemain mampu bersinar dan dapat menunjukkan potensi terbaik mereka. Di posisi kiper ada Oliver Baumann yang menjadi tumpuan sang nahkoda untuk menjaga garis sakral di belakang.
Di sisi pertahanan ada Benjamin Hubner yang konsisten kehadirannya bagi tim. Hubner total tampil 32 kali di seluruh kompetisi dan mencetak 4 gol. Masih di lini yang sama ada Pavel Kaderabek, pemain asal Ceko yang tampil sebanyak 34 kali.
Lini tengah dibintangi Kevin Vogt yang beraksi sebanyak 40 kali dan winger eksplosif yang saat ini bermain untuk Bayern, Serge Gnabry. Gnabry menjadi bintang di lini tengah dengan 10 gol dari 26 penampilannya dan jadi andalan Nagelsmann untuk menerapkan permainan ofensif, terutamanya dari sisi sayap.
Di lini depan ada top-skorer mereka, Mark Uth, yang mengakhiri musim dengan 17 gol dari 38 penampilan dan partner terbaiknya, Andrej Kramaric, yang sama klinis dan efektif di depan gawang lawan.
(Bundesliga)